{[['']]}
Saat ini saya yakin semuanya sebagian besar sudah memakai garam beryodium. Hal ini karena garam beryodium terbukti dapat mencegah terjadinya GAKY (gangguan akibat kekurangan yodium), yaitu suatu sekumpulan gejala yang timbul karena seseorang secara terus-menerus menderita kekurangan yodium dalam jangka waktu yang lama.
Tapi sudahkan ibu sekalian tahu, bagaimana cara menyimpan garam beryodium yang benar? Ternyata garam beryodium tidak boleh disimpan sembarangan, hal ini dikarenakan kadar Yodiumnya dapat mudah menguap apabila cara menyimpan garam beryodiumnya tidak benar. Yodium dalam garam mudah menguap apabila disimpan di tempat lembab, dekat perapian dan disimpan dalam wadah terbuka.
Berikut adalah tips-tips dalam memilih dan cara menyimpan garam beryodium yang benar :
- Periksa label komposisi garam beryodium saat membeli, tidak usah terpengaruh merk, yang penting diperhatikan adalah kandungan yodium dalam garam tersebut yang harus memenuhi syarat SNI yaitu 30-80 mg KIO3/ kg garam (30-80 ppm).
- Garam disimpan dalam wadah tertutup dan tidak terkena sinar matahari
- Jauhkan dari kompor dan perapian karena garam bersifat higroskopis, yaitu mudah menyerap air
- Lebih baik apabila disimpan dalam stoples/botol kaca, karena ternyata apabila disimpan dalam tempat plastik, dapat mengalami penurunan kadar Yodium.
Yang penting diperhatikan lagi yaitu penggunaan garam saat pemasakan. Dianjurkan tidak menambahkan garam beryodium saat sayuran mendidih, lebih baik setelah sayuran diangkat dari panci. Hal ini karena yodium akan menguap jika terkena panas hingga 1000C. Cara yang terbaik lainnya adalah dengan menyediakan garam diatas meja, dengan demikian yodium yang terkandung dalam garam tidak akan hilang dan garam dapat dibubuhkan sesuai selera.
ARTIKEL INI MENARIK ?